Pantun Pantun Islami Bergambar

Pantun Pantun Islami yaitu – Pantun yang berisikan tentang nasehat agama khususnya agama Islam, yang sengaja admin buat sebagian dalam bentuk gambar, agar sobat bisa mendwonloadnya atau untuk mempostingnya di media sosial. Sehingga dapat memperdalam makna dari pantun yang di gambarkan. Supaya sobat di dalam membacanya semakin mudah untuk memahami dan megambarkannya dalam kehidupan sebenarnya, dan untuk memotivasi diri sendiri atau orang lain kalau seandainya dalam keadaan salah jalan dan lain-lain.

Pantun pantun Islami bergambar dapat digunakana untuk mempersingkat sebuah postingan, misalkan di Facebook, Instagram, Twiter dan lain lain, sebagai kalimat ironi atau kiasan sobat supaya pembacanya memahami apa yang sobat alami. Dan mudah mudahan dapat hidayahnya, he he he he.... “Segeralah Bertaubat Sobat”... 

Pantun Pantun Islami Bergambar


Tidak memperpanjang cerita berikut admin lapirkan Pantun Pantun bergambar seperti, Pantun Pantun Nasehat dalam kehidupan, motivasi, dan lain lain. 

Kemumu di tengah pekan,
Dihembus angin jatuh ke bawah.
Ilmu yang tidak diamalkan,
Bagai pohon tidak berbuah.

Pohon di kebun habis berbuah,
Disanbut masak buah rumbiga.
Mohonkan ampun dosa yang sudah,
Hendak masuk dalam surga.
Sekein dibawa ke Melaka,
Disembahkan kepada bendahara.
Tidak gerangan akan celaka,
Tubuh pun lepas dari sengsara.

Banyaklah masa antara masa,
Tidak seelok masa bersuka.
Meninggalkan Sholat jadi biasa,
Tidaklah takut api neraka.

Rusa banyak di dalam rimba,
Kera pun banyak berhimpun.
Dosa banyak dalam dunia,
Segeralah kita mintak ampun.
Akan  pembelah buah duku,
Duku dibelah jadi kepayang.
Kepada allah berlindung aku,
Baik berguru kita sembahyang.
Buahnya boleh dibuat colok,
Colok dipotong dengan sekin.
Jangan dibawa berolok-olok,
Hendaklah diturut dengan yakin.
Pecah cawan di atas peti,
Cawan minum Sutan Amat.
Tuhan Allah yang Mahasuci,
Jangan dilupakan setiap saat.
Lada sulah masak dilurut,
Daun birah sudalah luruh.
Sabda rasul hendaklah turut,
Hukum syarak sudah menyuruh.
Sarang penyengat atas kota,
Kait-kait di padang temu.
Hendaklah ingat semua kita,
Baik-baik berpegang pada ilmu.
Asam kandis asam gelugur,
Ketiga asam riang-riang.
Menangis mayat dipintu kubur,
Teringat badan tidak sembahyang.
Pisau raut di dalam puan,
Akan pembelah buah duku.
Apakah sahut kita nan tuan,
Kepada Allah berlindung  aku.
Orang bayang pergi mengaji,
Ke Cupedak jalan ke Panti.
Meninggalkan sembahyang jadi berani,
Seperti badan tak akan mati.
Ada yang putih ada yang biru,
Boleh diperah ambil patinya.
Tidak boleh orang menggaru,
Boleh berserah kehendak hatinya.
Batang nangka dibelah-belah,
Buah pandan jatuh tercebur.
Jika datang murka Allah,
Remuklah badan dalam kubur.
Tudung saji pengangkat tanah,
Penyengat tanah habis berbisa.
Naik hajilah Kemekah, Medinah,
Dalam baitullah menghabiskan dosa.
Jarak nan tumbuh tepi serambi,
Pohon kerekot bunganya sama.
Itulah perbuatan yang dibenci nabi,
Petuah diikut segala ulama.

Bunga senduduk disari kumbang,
kain cita di ujung galah.
Duduk bimbang berdiri bimbang,
menjadi lupa kepada Allah.

Pangkal berbelit di pihon jarak,
Jarak nan tumbuh tepi serambi.
Jangan dibuat yang dilarang syarak,
Itulah perbuatan yang dibenci Nabi.
Nobat beragam bemama khalil,
Dipalu di muka rumah raja.
Tobat mengikut hadis dan dalil,
Itulah kita punya kerja.
Bendahara datuk seri paduka,
Memerintah kota dan negeri.
Sengsara masuk dalam neraka,
Hendaklah kita ingatkan diri.
Baik berburu ke seberang, 
Rusa banyak di dalam rimba.
Baik berguru kita sembahyang,
Berbanyak Doa dalam dunia.

Disembahkan kepada bendahara,
Bendahara datuk seri paduka.
Tubuhpun kepas dari sengsara,
Sengsara masuk dalam neraka.
Buah cokelat ditanam tumbuh,
Ambil penggalan lalu dijolok.
Ilmu akhirat pelajari sungguh,
Misalkan kita mati beresok.
Colok dipotong dengan sekin,
Sekin waja buatan Jawa.
Hendaklah diturut dengan yakin,
Yakin di hati selamatlah nyawa.

Jangan rusak karena rotan,
Sarang penyengat atas kota.
Janganlah rusak karena setan,
Hendaklah ingat kita semua.
Disambar jerung tenggiri,
Sutan Amat mandi bersimbur.
Di situlah baru tahu diri,
Malaikat memalu dalam kubur.
Anak udang mati dituba,
Lada sulah masak dilurut.
Perbuatan haram jangan dicoba,
Sabda rasul hendaklah diturut.

Kera banyak tengah berhimpun,
Sandarkan galah pada pohon.
Segeralah kita meminta ampun,
Kepada Allah tempat bermohon.
Pohon kerakot bunganya sama,
Buahnya boleh dibuat colok.
Petuah diikut segala ulama,
Jangan dibawa berolok-olok.
Banyaklah hari antara hari,
Tidak semulia hari Jumat.
Banyaklah Nabi antara Nabi,
Tidak semulia Nabi Muhammad.

Sepohon kayu daunnya rimbun,
Lebat buahnya serta dahannya.
Walaupun hidup seribu tahun,
Kalau tak sembahyang apa gunanya.
Batang keranji kalau diukir,
Batang nangka dibelah-belah.
Seberang janji kalau mungkir,
Datang murka dari pada Allah.

Banyaklah bulan antara bulan,
Tidak semulia bulan puasa.
Banyaklah tuan serupa tuan,
Tidak semulia Tuhan Yang Esa.
Buah pandan jatuh tercebur,
Delima tumbuh atas batu.
Remuklah badan dalam kubur,
Terima azab sudahlah tentu.
Delima tumbuh atas batu,
Jangan rusak karena rotan,
Terima azab sudalah tentu,
Kalau Syirik karena setan.
Memerintah kota dan negeri,
Pagi dan petang berbunyi nobat.
Hendaklah kita ingatkan diri,
Pagi dan petang hendaklah tobat.
Surya terbit hari siang,
cahaya membentuk bayang-bayang.
Agama tegak karena tiang,
tiangnya ialah sembahyang.
Daun terap di atas dulang,
Anak udang mati dituba.
Dalam kitab ada terlarang,
Perbuatan haram jangan di coba.
Pagi dan petang berbunyi nobat,
Nobat beragam bermama khalil.
Pagi dan petang hendaklah tobat,
Tobat mengikut hadis dan dalil.
Kait-kait di padang temu,
Terap ditimbun di ujung galah.
Baik-baik berpegang pada ilmu,
Harapkan ampun daripada Allah.
Sekin wajah buatan jawa,
Dibawa orang ke Melaka.
Yakin di hati selamatkan nyawa,
Tidak gerangan akan celaka.
Kemumu di dalam semak,
Jatuh melayang selaranya.
Meski ilmu setinggi tegak,
Tidak sembahyang apa gunanya.
Boleh diperah ambil patinya,
Dalam kancah taruhlah bakal.
Boleh berserah kehendak hatinya,
Kepada Allah tempat tawakal.
Raja besar makan ke jirat,
Dang saja berulam jantung.
Padang mahsyar dunia akhirat,
Allah saja tempat bergantung.
Masak ransum buah rumbiga,
Kait-kait setangkai lebat.
Hendak masuk dalam surga,
Pasti merasa segala nikmat.
Pengangkat tanah habis binasa,
Mari dikudung buah Melaka.
Di baitullah menghabiskan dosa,
Minta berlindung dari neraka.
Makan di cangkir beralas cerana,
Pisau raut di dalam puan.
Munkar dan Nakir datang bertanya,
Apakah sahut kita nan tuan.

Itulah beberapa Pantun pantun Islami yang bisa Admin lampirkan semoga Sobat dengan contoh Pantun pantun di atas dapat memahaminya dan bisa bermanfaat bagi Sobat semuanya. Jangan lupa di Share ya... Salah dan janggal Admin minta maaf.... Wassalam wr..wb...

0 Response to "Pantun Pantun Islami Bergambar"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel