Pantun Pantun Perantauan


 Pantun Pantun Perantauan - Meliputi perjuangan dan perjalanan terutama untuk anak muda atau perantau di luar Negeri. Pantun yang ini lagi marak karena adanya Mudik Lebaran atau hari libur.

Susunan dari Pantun ini berdasarkan uraian yaitu kalimat pertama dan kalimat kedua adalah sampiran dan kalimat kedua dan keempat isi Pantun Pantun Perantauan ini terdiri dari empat baris. Tujuannya untuk mengungkapkan perasaan, bisa juga menyindir, hal-hal yang sedang terjadi pada saat itu dengan cara yang diungkapkan dalam bentuk pantun. Dan bertujuan untuk memberikan gambaran atau gambaran tentang apa yang sedang terjadi pada pengarangnya. Apalagi di situasi pandemi saat ini.

Pantun Pantun Perantauan termasuk Pantun anak muda, umumnya terjadi di kalangan anak muda, terkait dengan kehidupan di luar negeri atau perantauan, apalagi di era baru baru ini bayang orang mengungkapkan perasaan dengan menyampakannya melalui pantun di Media Sosial, terkadang bercanda  bersama teman atau saudara, juga bisa meredakan rindu untuk bertemu.

 Pantun Pantun Perantau

Seperti yang sudah saya bagikan pada pantun pantun sebelumnya seperti  Pantun-pantun Cinta Bahasa Melayu yang disajikan dalam bentuk bahasa melayu, Pantun Kocak Jambi dan Sekitarnya dan masih banyak lagi yang lainnya.

Nah untuk saat ini mari kita simak bersama Pantun Pantun Untuk Perantauan yang dapat saya buat di blog ini :

Bunga dikarang di dalam kebun,
kebun permainan Raja Judah.
Saya tidak tahu berpantun,
mohonkan ampun kalau ada yang salah.

Kalau padi simpanlah di bilik,
Mangga ku ini di peramkan.
Kalau lah pergi jangan tidak balik,
Mantap kan hati di perantauan.

Apa di gulai orang di ladang,
pucuk kacang sela-bersela.
Apakah untung anak dagang,
hari lah petang, hati beriba iba.

Anak peragam di pucuk pauh,
pohon cempaka bunganya kembang.
Menaruh rindu dari jauh,
hati diangan bercampur bimbang.

Dahan yang rindang jangan ditebang,
dahannya sedang lebat berbunga.
tidak pulang bukannya tak ada uang,
PPKM sudah dimana mana.

Lurus-lurus kadang sumpitan,
penyumpit burung hinggap bersarang.
Kalau lurus angin turutan,
selamat lah sampai ke seberang.

Besar ombaknya dari hulu,
mudik pincalang raja Bugis.
Besar harapan saya dahulu,
kini menjadi berbuah tangis.

Berbuah pokok setambun tulang,
jangan dipotong dengan pisau.
Jikalau untung anakanda pulang,
jikalau rugi hilang di rantau.

Pantun pantun Perantauan


Anak ikan si ketumbak,
makan di tasik ikan terasi.
Sakit badan dilamun ombak,
nyawa bergantung di sauh besi.

Bunga mawar, bunga rampai,
meragikan kain selendang utama.
Bila gerangan niatku sampai,
hendak bertemu ayah dan bunda.

Buah pauh delima batu,
anak sembilan di tapak tangan.
Sungguh jauh negeri satu,
hilang di mata di hati jangan.

Bangkahulu pasarnya lengang,
sebab sukar tempat membeli.
Dahulu badan ini senang,
kini serasa jadi kuli.

Tanah Abang Pasarnya lengang,
lengang disebab adanya corona.
di tahun ini tidak bisa pulang,
PPKM naik lagi levelnya.

Bunga mawar, cempaka biru,
ketiga dengan bunga ikan.
Bimbang gulana bercampur rindu,
malam tak tidur siang tak makan.

Berakit muda dari hulu,
Bawa sampan ke sungai mahakam.
Alang sakitnya menanggung rindu,
sepantun api memakan sekam.

Burung terbang diatas perigi,
Sampan kolek penuh kelapa.
Mencari ilmu di tempat tinggi,
Namun asal tidak ku lupa.

Berlari-lari bukannya kijang,
pandan tersandar di ujungnya.
Bernyanyi bukan karena riang,
badan tersadar pada untungannya.

Membelah semangka dengan pisau,
semangka baru bertunas muda.
Apalah daya anak Rantau,
hati rindu kepada keluarga.

Baik dikirim kembang kelapa,
ikan beranak di tengah muara.
kirim berkirim kepada siapa,
tiada sanak tiada saudara.

Dari Gresik ke Surabaya,
pagar siapa saya sesarkan,
Wahai nasib apakan daya,
kepada siapa saya sesalkan.

Anak ayam disambar elang,
disambar jatuh ke atas batu.
Sudalah nasib untung yang malang,
takdir Tuhan atas diriku.

Asam pauh dari seberang,
tumbuhnya dekat tepi tebat.
Badan jauh di rantau orang,
sakit siapa yang akan mengobat.

Ambil rakit di kampung Duri,
anak rusa di atas batu.
Sungguh sakit badan sendiri,
baru terasa badan sudah piatu.

Buah cempedak dari seberang,
dibawa orang ke Inderagiri.
Bukan kehendak daripada orang,
kehendak dari badan sendiri.

Esok lantaikanlah di bemban,
mudik berladang limau purut.
di perantauan terasa di badan,
pengajaran orang tak diturut.

Pergi ke hutan mencari musang,
Tidak lupa membawa jala.
Pergi jauh ke kota seberang,
Membanting tulang demi keluarga.

Entah bertali entah pun tidak,
mati kumbang di atas kota.
Entah kembali entah pun tidak,
Dikampung badan tidak juga berguna.

Masam manis buah kuini,
Jangan pula makan melampau.
berkurun waktu aku disini,
Tapi masih dipandang perantau.

Kalau begini tarah papan,
ke barat juga 'kan condongnya.
Kalau begini untung badan,
melarat juga kesudahannya.

Limau lungga di tengah sawah,
sajak di mana diletakkan.
Sejak sejengkal dari kampung halaman,
diarak untung dan penderitaan.

Malang orang disangka batu,
Tanjung Bemban, tempatnya redup.
tiada orang seperti diriku,
menanggung beban sepanjang hidup.

Makin esok makin ke pauh,
pauh berpagar dengan betungan.
Makin esok, makin akan jauh,
jauh dibawah peruntungan.

Orang Padang mandi ke gurun,
mandi berlimau bunga lada.
Hari petang matahari turun,
dagang berurai air mata.

Pandan tak tahu akan durinya,
rama-rama di dalam dulang.
badan tak tahu akan dirinya,
hendak menyama dengan orang.

Serai serumpun di tengah laman,
tempat murai turun mandi.
Tinggal kampung tinggal halaman,
tinggallah tepian tempat mandi.

Apa digulai orang di ladang,
Pucuk kacang sayur ketola.
Apakah untung anak dagang?
Hari petang hatipun hiba.

Dari mana hendak ke mana,
Tinggilah rumput dari padi.
Tahunnya mana bulannya mana,
semoga kita berjumpa lagi?.

Anak sirani membaca buku,
buku dari negeri Cina.
Pandemi dapat mengunci tubuhku,
rinduku kirim dengan doa.

Mangkuk corong pinggan pun corong,
pinggan sabun berisi minyak.
Jika ada salah terdorong,
minta ampun saya banyak-banyak.

Nah itulah Pantun Pantun Untuk Perantauan yang dapat saya bagikan di blog ini semoga sanak saudara terhibur dan bisa juga sebagai motivasi di dalam kehidupan kita di manapun berada, jangan lupa share ya semoga dapat bermamfaat, salah dan janggal saya minta maaf akhir kata say ucapkan Wassalam. Dan sampai jumpa.


0 Response to "Pantun Pantun Perantauan "

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel